Sabtu, 28 September 2013

2nd Poem



Kelam by Ama
Diam dalam dinginnya hati
terusik oleh lidah tak berilmu
membelenggu dalam jiwa dan memori
ku masih menantikannya ya Robb
ku masih bersabar dalam pertemuan atas nama suciMu
ku masih berharap dan bermimpi dalam angan tak berujung
dalam diamnya malam
bersaksi atas kesepian yang mendera hati
ku akan melayakkan diri untuk sang kekasih
yang dengan melihat matanya, bertambah ketakwaanku pada Maha pemberi cinta dan kasih
yang dengan mencium tangannya, bagai mencium hajar aswadMu
yang dengan mematuhinya, seolah sedang beribadah jutaan tahun padaMu
ya Robb…
izinkan q bertaqwa lebih ikhlas padaMu
izinkan ku merasakan cintaMu melalui hamba yang Engkau cintai
sama seperti Fatimah yang merasakan cinta Ali yang begitu indah dan abadi sampai Kau memanggil
izinkan ku menjadi Aisyah yang merasakan kasih sayang dari hamba yang sangat Kau cintai
cukup manusia baik dan sholeh yang kelak menjadi imam dalam tiap ibadahku padaMu
ya Robb..
Aku tahu, engkau sedang mengujiku, sama seperti ketika kau uji diriku beberapa tahun lalu
Engkau berikan yang terbaik dari yang baik yang ku minta..
Sekarang, izinkan q ikhlas dan bersabar menanti dan menunggu suami imam terbaik dari yang baik yang pernah ku minta..
Tuhan…
ya Allah..
nama indahMu selalu merasuk dan menambah keyakinanku atas segala ketetapanMu
tunjukkan yang terbaik jika itu baik, dan tunjukkan yang buruk jika itu memang buruk
ku hanya patuh pada teki teki kehidupan yang Engkau tunjukkan padaku

Jumat, 27 September 2013

Poem



Warna (by Ama)
dulu kau pancarkan warna merekah dalam tiap langkahku
dulu kau berikan jutaan warna impian dan harapan yang seolah tak berujung
dulu kau janjikan warna paling indah, meski tak kutemukan yang paling memukau
kini, semua hanya semu belaka
kini, semua hanya tersisa dalam butiran kata2
kini semua tinggal buih2 asa yang tak terpana
esok, ku kan belajar dari warna yang tak terselesaikan
esok, ku kan merenda kembali warna pasti dari sang Ilahi
esok, ku kan menemukan dan menyatukan hati yg teklah lama terpisah