Minggu, 03 Juni 2012

cerita cinta di jogjaa


Gemericik air hujan terus terdengar bak musik yang memadukan nada dengan gemuruh petir. Angin bertiup sangat kencang dengan membawa btir-butir air dingin dari langit. Daun-daun yang sudah menguning ikut rontok diterpanya. Seharian ini hujan mengguyur kota Jogja. Jalanan tampak sepi, di kanan kiri jalan dipenuhi cebongan air yang sewaktu-waktu bisa membasahi pejalan kaki jika ada mobil yang lewat. Entah kenapa perasaanku ikut redup seperti mendung yang menggelayut menutupi bintang dan bulan yang ingin menampakkan keindahannya. Padahal saat mentari memamerkan sinarnya, hatiku ikut berbinar-binar, itu karena aku akan bertemu pujaan hatiku. Tentunya kalian juga pernah merasakannya. Sehabis konsultasi tugas akhir semester ini dengan madame Wening, aku langsung ke perpustakaan. Sebenarnya aku rajin ke perpus hanya untuk mengakses internet dengan gratis.Wkwkwkkwkw…..tapi karena tuntutan tugas, mau gak mau mesti meminjam banyak referensi. Kepalaku terasa mau meledak dengan seabrek tugas akhir semester lima yang mulai menyita waktuku.
“twing..twing..twing!
Bunyi sms masuk.
“nduk pertemuan kita ditunda dulu ya! Ada urusan mendadak”, katanya di layar Hp bututku.
“huh, dasar, pasti ngecewain lagi”, kataku dalam hati.
Saat itu juga aku balas dengan nada sinis.
“up 2 u”, geramku dalam hati.
“jangan ngambek gtu donk sayang!” balasnya.
Beberapa menit aku terdiam tidak membalas sms darinya. Aku merasa hanya dipermainkan. Berkali-kali dia membatalkan pertemuan kita. Sebenarnya aku yang salah, atau dia sich? Aku tahu dia lagi skripsi jadi mungkin memerlukan waktu dan ruang dimana hanya ada dia dan deretan tulisan dan rumus-rumus yang tidak kumengerti. Entah kenapa terkadang muncul banyak asumsi di benakku. Aku merasa cinta itu menyakitkan, dia selalu menyakiti hatiku. Secara tidak langsung tentunya, karena dia selalu bilang “aku tidak menyakiti siapapun dan tidak ingin menyakiti juga”
Huh, dasar….”geramku dalam hati”
Kekecewaan demi kekecewaan datang bergiliran seakan mengantri di belakangku. Tapi mungkin semua ini adalah proses yang harus kita jalani bersama. Kita sering berantem via sms, kadang sampai buat dia marah. Aneh memang, seharusnya orang jogja lembut tutur katanya dan sangat jarang marah pada orang. Ups !!! Aku lupa menceritakan siapa si dia ini.
Berawal dari pertemuan kami dalam acara Mubes KMNU di rumah salah satu Kiai NU. Sejak saat itu, kami semakin dekat. Padahal statusku masih berhubungan dengan mr.F yang sengaja memberi jarak, tanpa ada komunikasi diantara kita. Aku merasa hanya sebuah mainan atau boneka yang bisa dibuang kapanpun pemiliknya mau. Sayangnya aku tidak sebodoh itu. Aku memastikan kembali tentang jalinan kasih yang baru seumur jagung itu. Akhirnya setelah lulus dari UIN Malang, dia ke Kalimantan untuk melanjutkan S2. Walaupun begitu, aku merasa dia telah mempermainkanku. Nah, disaat aku dilanda rasa sedih yang sebenarnya tidak patut aku tangisi orang yang sudah aku anggap segalanya bagiku. Datang sesosok laki-laki tinggi, kurus, kulitnya putih agak kecoklatan, rambut hitam agak keriting, dengan muka-muka polosnya dan gayanya yang sok cakep (tapi emang cakep sich).
Tiba-tiba dia mengirim sebuah pesan singkat disisipi dua kata yang mungkin itu nama panjangnya. Segera mataku beralih menatap sosok berjaket jurusan, tertera nama yang sama dengan isi sms tadi. Tanpa rasa canggung dan takut, dia mulai mendekatiku.
Sejak saat itu, komunikasi ringan berlanjut menjadi sebuah hubungan yang agak serius. Tetapi seiring berjalannya waktu, hari berganti, bulanpun ikut berlalu begitu cepat. Di penghujung tahun ini dia mulai berubah tidak seperti pas masa-masa pendekatan dulu. Dimana selalu siap antar jemput kemanapun aku ingin pergi. Saat itu aku sedang sakit, jadi keberadaannya membuatku lebih semangat untuk sembuh. Sekarang aku ingin melupakannya, bukan berarti aku tidak sayang, tapi semua ini untuk kebaikan bersama. Aku ingin kembali menjadi gadis kuat, semangat mengejar mimpi-mimpi yang terkadang mimpi yang kutulis itu diketawain banyak orang. Aku percaya Allah akan menjadikannya nyata, dengan caraNya yang lebih indah. Aku juga percaya, Dia telah mempersiapkan jodoh terbaik untuk hambaNya ini.
Mulai saat ini, aku ingin menulis lagi seperti saat aku masih bergabung dengan sebuah Koran kampus di salah satu Universitas negeri di Jogjakarta. Walaupun dengan sedikit kesabaran menunggu laptop yang tidak dipakai pemiliknya. Memprihatinkan memang, tapi aku merasakan perjuangan sebagai pencari ilmu. Semoga semester enam ini aku bisa membeli sebuah netbook, minimal untuk mengasah bakatku di bidang tulisan. Tiap tahajud, ku menangis meminta yang terbaik dalam hidupku. Aku hanya gadis lugu dari desa yang orang tuanya hanya seorang petani. Untuk bisa bertahan hidup disini, aku menginvestasikan sedikit waktu balajarku untuk bekerja.
Orang biasa memanggilku Zahra, nama yang indah bukan? waktu kecil aku pernah mengalami peristiwa yang mungkin sebagian kecil orang mengalaminya. Orang sering menyebutnya “mati suri”. Tapi wallahu’alam. Tuhan memanggilku ketika aku berusia beberapa bulan…tapi dengan kehendakNya pula aku bisa menikmati indahnya dunia yang terkadang penuh kepalsuan. Karena sejatinya tidak ada yang abadi di dunia ini. Aku bisa menuliskan cerita yang mungkin masih kurang bagus (masih belajar). Aku bersyukur atas kesempatan langka ini.  Mungkin jika aku telah meninggalkan dunia ini, aku tidak bisa merasakan indahnya mengenal Tuhannya dalam keabadian. Hanya Dia yang bisa mengerti diriku, hanya Dia yang mendengarkan keluh kesahku, hanya Dia yang bisa member apa yang aku minta. Aku tidak tahu jadinya aku tanpa Dia. Akupun akan ikhlas jika hari ini Dia memanggilku (semoga dalam khusnul khotimah, Amin). Aku ingin mempersiapkan semuanya dengan baik, agar aku tdak menyesali waktuku di dunia.
Aku berterima kasih kepada semua yang telah memberi warna indah dalam hidupku. Aku minta maaf jika aku belum bisa membalasnya. To be continue……….!!!!!!!!